Kromatografi
gas-spektrometer massa (GC-MS) adalah metode yang mengkombinasikan kromatografi
gas dan spektrometri massa untuk mengidentifikasi senyawa yang berbeda dalam
analisis sampel. Kromatografi gas dan spketometer masa memilki keunikan masing-masing
dimana keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan menggambungkan kedua
teknik tersebut diharapkan mampu meningkatkan kemamapuan dalam menganalisis
sampel dengan mengambil kelebihan masing-masing teknik dan meminimalisir
kekurangannya.
Kromatografi gas dan
spketometer masa dalam banyak hal memiliki banyak kesamaan dalam tekniknya.
Untuk kedua teknik tersebut, sampel yang dibutuhkan dalam bentuk fase
uap, dan keduanya juga sama-sama membutuhkan jumlah sampel yang sedikit (
umumnya kurang dari 1 ng). Disisi lain, kedua teknik tersebut memiliki
perbedaan yang cukup besar yakni pada kondisi operasinya. Senyawa yang terdapat
pada kromatografi gas adalah senyawa yang digunakan untuk sebagai gas pembawa
dalam alat GC dengan tekanan kurang lebih 760 torr, sedangkan spketometer massa
beroperasi pada kondisi vakum dengan kondisi tekanan 10-6 – 10-5 torr.
Prinsip kerja
GC-MS adalah terdiri
dari dua blok bangunan utama: kromatografi gas dan spektrometer massa .
Kromatografi gas menggunakan kolom kapiler yang tergantung pada dimensi kolom
itu (panjang, diameter, ketebalan film) serta sifat fase (misalnya 5% fenil
polisiloksan). Perbedaan sifat kimia antara molekul-molekul yang berbeda dalam
suatu campuran dipisahkan dari molekul dengan melewatkan sampel sepanjang
kolom. Molekul-molekul memerlukan jumlah waktu yang berbeda (disebut waktu
retensi) untuk keluar dari kromatografi gas, dan ini memungkinkan spektrometer
massa untuk menangkap, ionisasi, mempercepat, membelokkan, dan mendeteksi
molekul terionisasi secara terpisah. Spektrometer massa melakukan hal ini
dengan memecah masing-masing molekul menjadi terionisasi mendeteksi fragmen
menggunakan massa untuk mengisi rasio.
Instrumen/alat :
1. Gas Chromatography (GC)
· Injection port
Dalam pemisahan dengan GLC cuplikan
harus dalam bentuk fase uap. Tetapi
kebanyakan senyawa organik berbentuk cairan dan padatan. Oleh karena itu,
senyawa yang berbentuk cairan dan padatan pertama-tama harus diuapkan. Ini membutuhkan
pemanasan sebelum masuk dalam kolom. Panas itu terdapat pada tempat injeksi.
Namun demikian suhu tempat injeksi tidak boleh terlalu tinggi, sebab
kemungkinan akan terjadi perubahan karena panas atau penguraian dari senyawa
yang akan dianalisa. Kita juga tidak
boleh menginjeksikan cuplikan terlalu banyak, karena GC sangat sensitif. Biasanya jumlah cuplikan yang
diinjeksikan pada waktu kita mengadakan analisa 0,5 -50 ml gas dan 0,2 - 20 ml untuk cairan seperti pada gambar
di bawah.
· Oven
Oven digunakan
untuk memanaskan column pada temperature tertentu sehingga mempermudah proses
pemisahan komponen sample. Biasanya
oven memiliki jangkauan suhu 30oC – 320oC.
· Column
Kolom merupakan jantung dari
kromatografi gas.
Ada beberapa bentuk kolom, diantaranya lurus, bengkok, misal berbentuk V atau W, dan
kumparan/spiral. Kolom
selalu merupakan bentuk tabung. Berisi fasa diam, sedangkan fasa bergerak
akan lewat didalamnya sambil membawa sample. Secara umum terdapat 2 jenis
kolom, yaitu:
1) Packed
column, umumnya terbuat dari glass atau stainless steel coil dengan panjang
1 – 5 m dan diameter kira-kira 5 mm.
2) Capillary
column, umumnya terbuat dari purified silicate glass dengan panjang 10-100
m dan diameter kira-kira 250 mm. Beberapa jenis stationary phase yang sering
digunakan:
ü Polysiloxanes untuk
nonpolar analytes/sample.
ü Polyethylene
glycol untuk
polar analytes/sample.
ü Inorganic atau polymer
packing untuk sample bersifat small gaseous species.
2. Mass Spectrometer (MS) sebagai detektor
· Sumber ion
Setelah analit melalui
kolom kapiler, ia akan diionisasi. Ionisasi pada spektroskopi massa yang
terintegrasi dengan GC ada dua, yakni Electron Impact ionization (EI)
atau Chemical Ionization (CI), yang lebih jauh lagi terbagi
menjadi negatif (NCI) dan positif (PCI). Berikutnya akan dijelaskan ionisasi
EI. Ketika analit keluar dari kolom kapiler, ia akan diionisasi oleh elektron
dari filamen tungsten yang diberi tegangan listrik. Ionisasi
terjadi bukan karena tumbukan elektron dan molekul, tapi karena interaksi medan
elektron dan molekul, ketika berdekatan. Hal tersebut menyebabkan satu elektron
lepas, sehingga terbetuk ion molekular M+, yang memiliki massa sama
dengan molekul netral, tetapi bermuatan lebih positif. Adapun perbandingan
massa fragmen tersebut dengan muatannya disebut mass to charge ratio yang
disimbolkan M/Z. Ion yang terbentuk akan didorong ke quadrupoles ataumass
filter. Quadrupoles berupa empat elektromagnet.
· Filter
Pada quadrupoles,
ion-ion dikelompokkan menurut M/Z dengan kombinasi frekuensi radio yang
bergantian dan tegangan DC. Hanya ion dengan M/Z tertentu yang dilewatkan
oleh quadrupoles menuju ke detektor.
· Detector
Detektor terdiri
atas High Energy Dynodes (HED) dan Electron Multiplier (EM)detector.
Ion positif menuju HED, menyebabkan elektron terlepas. Elektron kemudian menuju
kutub yang lebih positif, yakni ujung tanduk EM. Ketika elektron menyinggung
sisi EM, maka akan lebih banyak lagi elektron yang terlepas, menyebabkan sebuah
arus/aliran. Kemudian sinyal arus dibuat oleh detektor proporsional terhadap
jumlah ion yang menuju detektor.
3. Komputer
Data dari spekrometri
masa dikirim ke computer dan diplot dalam sebuah grafik yang disebut spectrum
masa.
Limitasi/Batasan
Secara umum,
penggunaan metode GC-MS hanya terbatas untuk senyawa dengan tekanan uap
berkisar10-10 torr. Kebanyakan senyawa dengan tekanan lebih
rendah hanya dapat dianalisis jika senyawa tersebut merupakan senyawa turunan
(contoh , trimetilsili eter). Penentuan penentuan gugus fungsional pada cincin
aromatic masih sulit. Untuk senyawa isomer tidak dapat dibedakan oleh
spketometer (sebagai contoh : naftalena vs azulena), tapi dapat dipisahkan
dengan kromatograpi.
Sensivitas dan Batas
Deteksi
Bergantung pada faktor
pelarutan dan metode ionisasi, sebuah ekstrak dengan 0,1 – 100 ng dari setiap
komponen mungkin dibutuhkan agar sesuai jumlah yang diinjeksikan.
Perbandingan dengan
Teknik lainnya IR spketometer dapat menyediakan informasi
posisi aromatic isomer dimana GC-MS tidak bisa; namun IR biasanya lebih rendah
sensitivitasnya sebesar 2 – 4. NMR (nuclear magnetic resonance) spektrometri
dapat memberikan informasi rinci pada konformasi molekuler ekstrak; namun
biasanya NMR lebih rendah sensivitasnya sebesar 2-4.
Sampel
Keadaan sampel harus
dalam keadaan larutan untuk diijeksikan ke dalam kromatografi. Pelarut harus
bersifat volatile dan organic (sebagai contoh heksana atau dikllorometana).
Jumlah sampel bergantung pada metode ionisasi yang dilakukan, biasanya yang
sering digunakan untuk analisis sensivitas adalah sebesar 1 – 100 pg per
komponen.
Informasi analitikal
GC-MS digunakan untuk
identifikasi kualitatif dan pengukuran kuantitatif dari komponen individual
dalam senyawa campuran kompleks. Terdapat perbedaan strategi analisis data
untuk aplikasi keduanya.
Keunggulan dari metode
ini adalah sebagai berikut :
1. Efisien, resolusi tinggi sehingga dapat
digunakan untuk menganalisa partikel berukuran sangat kecil seperti polutan
dalam udara
2. Aliran fasa bergerak (gas) sangat terkontrol
dan kecepatannya tetap.
3. Pemisahan fisik terjadi didalam kolom yang
jenisnya banyak sekali, panjang dan temperaturnya dapat diatur.
4. Banyak sekali macam detektor yang dapat
dipakai pada kromatografi gas (saat ini dikenal 13 macam detektor) dan respons
detektor adalah proporsional dengan jumlah tiap komponen yang keluar dari
kolom.
5. Sangat mudah terjadi pencampuran uap sampel
kedalam fasa bergerak.
6. Kromatograf sangat mudah digabung dengan
instrumen fisika-kimia yang lainnya, contohnya GC/FT-IR/MS.
7. Analisis cepat, biasanya hanya dalam hitungan
menit.
8. Tidak merusak sampel.
9. Sensitivitas tinggi sehingga dapat memisahkan
berbagai senyawa yang saling bercampur dan mampu menganalisa berbagai senyawa
meskipun dalam kadar/konsentrasi rendah. Seperti dalam udara, terdapat berbagai
macam senyawa yang saling bercampur dan dengan ukuran partikel/molekul yang
sangat kecil.
Kekurangan dari metode
ini adalah sebagai berikut :
1. Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat
yang mudah menguap
2. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk
memisahkan campuran dalam jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah
dilakukan, pemisahan pada tingkat gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan
dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika ada metode lain.
3. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair
tidak bersifat reaktif terhadap fase diam dan zat terlarut.
isi blog nya sama dengan https://sonyaljazary.blogspot.co.id/2013/02/kromatografi-gas-spektrometer-massa-gc.html?showComment=1514814405304#c96853370820522862
BalasHapusBerikan contoh hasil analisis sampel
BalasHapusBeri contoh hasil analisis sampel https://www.blogger.com/profile/16230210574662249868
BalasHapus