Sabtu, 05 Desember 2015

PENENTUAN TETAPAN KESETIMBANGAN ION TRIODIDA


A.    Hari, Tanggal Percobaan : Selasa, 10 November 2015
B.     Tujuan Percobaan :
1.    Menentukan tetapan kesetimbangan reaksi pembentukkan ion triodid
2.    Membandingkan distribusi I2 dalam KI(aq)-CCl4

C.    Prosedur Percobaan
Larutan  jenuh I2 dalam CCl4 dimasukkan ke dalam 2 corong pisah yang berbeda. Dimana pada corong pisah 1, jumlah larutan I2 dalam CCl4 sebanyak 17,5 mL kemudian ditambahkan CCl4 murni sebanyak 7,5 mL dan larutan KI 0,1 M sebanyak 100 mL. Sedangkan  pada corong pisah 2, jumlah larutan I2 dalam CCl4 sebanyak 12,5 mL kemudian ditambahakan CCl4 murni sebanyak 12,5 mL dan larutan KI 0,01 M sebanyak 100 mL.  Setelah itu, kedua corong pisah tersebut ditutup. Kemudian dikocok selama 10 menit lalu didiamkan selama 5 menit. Pada corong pisah 1, cairan lapisan bawah dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer serta sisakan sedikit pada corong. Kemudian labu Erlenmeyer ditutup dan diberi etiket. Pada corong pisah 2 dilakukan cara yang sama seperti pada corong 1. Setelah itu, cuplikan diambil sebanyak 10 mL lalu dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer yang telah berisi KI 0,1 M sebanyak 10 mL, kemudian dititrasi dengan Na2S2O3 0,05 M. Ketika cairan berubah warna menjadi kuning terang, lalu ditambahkan indikator amilum sebanyak 10 tetes, kemudian dikocok hingga warna biru menjadi hilang. Setelah itu, cairan lapisan atas pada corong pisah 1 dan 2 yang tersisa dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Kemudian cuplikan diambil sebanyak 10 mL lalu dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer yang telah berisi KI 0,1 M sebanyak 10 mL, kemudian dititrasi dengan Na2S2O3 0,01 M dengan cara yang sama. Setelah itu diamati dan dicatat hasil pengamatannya.

D.    Data Pengamatan
Lapisan I2 dalam CCl4 (lapisan bawah)
Lapisan I2 dalam H2O (lapisan atas)
Volume lapisan
Corong no 1
Corong no 2
Volume lapisan
Corong no 1
Corong no 2
Skala Na2S2O3 0,05 M
Skala Na2S2O3 0,05 M
Skala Na2S2O3 0,01 M
Skala Na2S2O3 0,01 M
Awal
akhir
selisih
awal
Akhir
selisih
awal
akhir
selisih
awal
akhir
selisih
10 mL
22
36,5
14,5
22
38,5
16,5
25 mL
6
47
41
0
43
43

E.     Perhitungan



·         Corong  No 1 Lapisan I2 dalam CCl4 (Lapisan Bawah)
Diketahui: M Na2S2O3 = 0,05 M, V Na2S2O3 = 14,5 mL, VI2= 10 mL
Ditanyakan: MI2?
Jawab: MI2. VI2 = MNa2S2O3 . V Na2S2O3
     MI2 = = 0,0725 M

·         Corong No 1 Lapisan I2 dalam H2O (Lapisan atas)
Diketahui: MNa2S2O3 = 0,01 M, VNa2S2O3= 41 mL, VI2= 25 mL
Ditanyakan: MI2?
Jawab: MI2. VI2 = MNa2S2O3 . VNa2S2O3
     MI2 =  = 0,0164 M
Kd1 =  =  = 0,22620

K =
K =

K = 0,0003576812

·         Corong No 2 Lapisan I2 dalam CCl4 (Lapisan Bawah)
Diketahui: M Na2S2O3 = 0,05 M, V Na2S2O3 = 16,5 mL, VI2= 10 mL
Ditanyakan: MI2?
Jawab: MI2. VI2 = MNa2S2O3 . V Na2S2O3
     MI2 = = 0,0825 M
·         Corong No 2 Lapisan I2 dalam H2O (Lapisan atas)
Diketahui: M Na2S2O3 = 0,01 M, V Na2S2O3= 43  mL, VI2= 25 mL
Ditanyakan: MI2?
Jawab: MI2. VI2 = MNa2S2O3 . V Na2S2O3
     MI2 = = 0,0172 M

Kd2 =  =  = 0,20848

K =
K=

K = 0,0002325644



F.     Pembahasan
Percobaan pada penentuan tetapan kesetimbangan ion triodida yang dilakukan untuk menentukan tetapan kesetimbangan ion triodida. Percobaan ini dikatakan dengan mencampurkan larutan jenuh iod dalam CCl4 dengan larutan KI 0,1 M. Digunakan larutan KI karena I2 akan larut dan terdistribusi dengan baik dalam air yang mengandung I sedangkan dalam air biasanya iod sangat sulit larut ( terdistribusi ). Pada campuran kedua larutan tersebut dilakukan dalam corong pisah yang akan mempermudah dalam melakukan pencampuran.
Selanjutnya, dilakukan pengocokan dengan kuat – kuat selama 10 menit yang bertujuan untuk mempercepat terjadinya proses distribusi dalam lapisan CCl4 dan air. Selanjutnya dilakukan pengocokan, corong pisah kemudian didiamkan hingga terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas berupa iod dalam air dan lapisan bawah adalah lapisan iod dalam CCl4. Terbentuknya dua lapian ini disebabkan karena adanya perbedaan sifat kepolaran antara kedua pelarut, dimana air bersifat polar dan CCl4 bersifat nonpolar. Air berada dibagian atas disebabkan karena air memiliki massa jenis yang lebih kecil yaitu 1 g/ ml dibandingkan dengan CCl4 yang memilki masa jenis 1,49 g/ ml.  Adapun reaksinya adalah ;
K+(aq) + I-(aq)   KI(aq)
I-(aq) + I2(aq)               I3-(aq)
Lapisan atas iod dalam CCl4 yang berwarna ungu kemudian dipisahkan. Lapisan atas yang berwarna merah bata menandakan bahwa iod telah terdistribusi kedalam pelarut air dan dapat terdistribusi kedalam pelarut air disebabkan karena iod tersebut akan membentuk reaksi kesetimbangan .Dengan demikian dapat diketahui bahwa pada lapisan atas mengandung iod dalam air yang tidak bereaksi. Kedua lapisan tersebut dipisahkan, masing – masing diambil 10 ml untuk dititrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 M. Adapun reaksinya adalah ;
Pada lapisan atas
I3-(aq) + 2S2O32-(aq)     3I-(aq) + S4O62-(aq)
Pada lapisan bawah
I2(aq) + 2S2O32-(aq)   S4O62-(aq) + 2I(aq)
Fungi dari titrasi ini adalah sebagai analisis volumetrik untuk menentukan konsentrasi iod dalam CCl4. Kemudian ditambahkan indikator amilum. Indikator bertindak sebagai suatu tes yang sangat sensitive untuk iodine. Selain itu juga supaya waktu titrasi saat mencapai titik ekivalen dapat diketahui perubahannya. Titrasi dihentikan apabila larutan CCl4 maupun air sudah mencapai titik ekivalennya atau larutan berubah menjadi bening.
I2(aq) + amilum     iod-amilum (biru)
Iod-amilum + S2O32-(aq)       warna hilang
Dari analisis data diperoleh konsentrasi iod dalam air pada corong 1 yaitu sebesar 0,0164 M dan pada corong 2 yaitu sebesar 0,0172 M, sedangkan konsentrasi iod dalam CCl4 pada corong 1 yaitu sebesar 0,0725 M dan pada corong 2 yaitu sebesar 0,0825 M. Koefisien distribusi pada corong 1 sebesar  0,22620 dan pada corong 2 sebesar 0,20848, sehingga kesetimbangan ion triodida pada corong 1 sebesar 0,0003576812, sedangkan pada corong 2 sebesar 0,0002325644.

G.    Kesimpulan
1.    Tetapan kesetimbangan reaksi pembentukkan ion triodida pada corong 1 sebesar 0,0003576812 dan pada corong 2 sebesar 0,0002325644.
2.    Iodin lebih banyak terdistribusi pada pelarut CCl4 dibandingan pada KI(aq).

H.    Daftar Pustaka
·       Rahmawati, Risa. Tim Praktikum Kimia Fisika. Panduan Praktikum Kimia Fisika I . Bandung : Prodi Pendidikan Kimia Uin Sunan Gunung Djati Bandung
·         Ijang, Rahman. Sri Mulyani. Kimia Fisika I. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

·         Dogra dan dogra. 2001. Kimia Fisik dan Soal-soal. Jakarta : Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar