A.
Hari,
Tanggal Percobaan : Selasa, 10 November 2015
B.
Tujuan
Percobaan :
1. Menentukan
tetapan kesetimbangan reaksi pembentukkan ion triodid
2. Membandingkan
distribusi I2 dalam KI(aq)-CCl4
C.
Prosedur
Percobaan
Larutan jenuh I2 dalam CCl4
dimasukkan ke dalam 2 corong pisah yang berbeda. Dimana pada corong pisah 1, jumlah
larutan I2 dalam CCl4 sebanyak 17,5 mL kemudian
ditambahkan CCl4 murni sebanyak 7,5 mL dan larutan KI 0,1 M sebanyak
100 mL. Sedangkan pada corong pisah 2, jumlah
larutan I2 dalam CCl4 sebanyak 12,5 mL kemudian
ditambahakan CCl4 murni sebanyak 12,5 mL dan larutan KI 0,01 M
sebanyak 100 mL. Setelah itu, kedua
corong pisah tersebut ditutup. Kemudian dikocok selama 10 menit lalu didiamkan
selama 5 menit. Pada corong pisah 1, cairan lapisan bawah dikeluarkan dan
dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer serta sisakan sedikit pada corong. Kemudian
labu Erlenmeyer ditutup dan diberi etiket. Pada corong pisah 2 dilakukan cara
yang sama seperti pada corong 1. Setelah itu, cuplikan diambil sebanyak 10 mL
lalu dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer yang telah berisi KI 0,1 M sebanyak 10
mL, kemudian dititrasi dengan Na2S2O3 0,05 M.
Ketika cairan berubah warna menjadi kuning terang, lalu ditambahkan indikator
amilum sebanyak 10 tetes, kemudian dikocok hingga warna biru menjadi hilang.
Setelah itu, cairan lapisan atas pada corong pisah 1 dan 2 yang tersisa dimasukkan
ke dalam labu Erlenmeyer. Kemudian cuplikan diambil sebanyak 10 mL lalu dimasukkan
ke dalam labu Erlenmeyer yang telah berisi KI 0,1 M sebanyak 10 mL, kemudian
dititrasi dengan Na2S2O3 0,01 M dengan cara
yang sama. Setelah itu diamati dan dicatat hasil pengamatannya.
D.
Data
Pengamatan
Lapisan I2 dalam CCl4
(lapisan bawah)
|
Lapisan I2 dalam H2O
(lapisan atas)
|
||||||||||||
Volume lapisan
|
Corong
no 1
|
Corong
no 2
|
Volume
lapisan
|
Corong
no 1
|
Corong no 2
|
||||||||
Skala Na2S2O3
0,05 M
|
Skala Na2S2O3
0,05 M
|
Skala Na2S2O3
0,01 M
|
Skala Na2S2O3
0,01 M
|
||||||||||
Awal
|
akhir
|
selisih
|
awal
|
Akhir
|
selisih
|
awal
|
akhir
|
selisih
|
awal
|
akhir
|
selisih
|
||
10 mL
|
22
|
36,5
|
14,5
|
22
|
38,5
|
16,5
|
25 mL
|
6
|
47
|
41
|
0
|
43
|
43
|
E.
Perhitungan
·
Corong No 1 Lapisan
I2 dalam CCl4 (Lapisan Bawah)
Diketahui: M Na2S2O3
= 0,05 M, V Na2S2O3 = 14,5 mL, VI2=
10 mL
Ditanyakan: MI2?
Jawab: MI2. VI2 =
MNa2S2O3 . V Na2S2O3
MI2
= = 0,0725 M
·
Corong
No 1 Lapisan I2 dalam H2O
(Lapisan atas)
Diketahui: MNa2S2O3
= 0,01 M, VNa2S2O3= 41 mL, VI2= 25
mL
Ditanyakan: MI2?
Jawab: MI2. VI2 =
MNa2S2O3 . VNa2S2O3
MI2
= = 0,0164 M
Kd1 = = = 0,22620
K =
K =
K = 0,0003576812
·
Corong
No 2 Lapisan I2 dalam CCl4
(Lapisan Bawah)
Diketahui: M Na2S2O3
= 0,05 M, V Na2S2O3 = 16,5 mL, VI2=
10 mL
Ditanyakan: MI2?
Jawab: MI2. VI2 =
MNa2S2O3 . V Na2S2O3
MI2
= = 0,0825 M
·
Corong
No 2 Lapisan I2 dalam H2O
(Lapisan atas)
Diketahui: M Na2S2O3
= 0,01 M, V Na2S2O3= 43 mL, VI2= 25 mL
Ditanyakan: MI2?
Jawab: MI2. VI2 =
MNa2S2O3 . V Na2S2O3
MI2
= = 0,0172 M
Kd2 = = = 0,20848
K =
K=
K = 0,0002325644
F.
Pembahasan
Percobaan pada penentuan tetapan
kesetimbangan ion triodida yang dilakukan untuk menentukan tetapan
kesetimbangan ion triodida. Percobaan ini dikatakan dengan mencampurkan larutan
jenuh iod dalam CCl4 dengan larutan KI 0,1 M. Digunakan larutan KI
karena I2 akan larut dan terdistribusi dengan baik dalam air yang
mengandung I sedangkan dalam air biasanya iod sangat sulit larut (
terdistribusi ). Pada campuran kedua larutan tersebut dilakukan dalam corong
pisah yang akan mempermudah dalam melakukan pencampuran.
Selanjutnya, dilakukan pengocokan
dengan kuat – kuat selama 10 menit yang bertujuan untuk mempercepat terjadinya
proses distribusi dalam lapisan CCl4 dan air. Selanjutnya dilakukan
pengocokan, corong pisah kemudian didiamkan hingga terbentuk dua lapisan yaitu
lapisan atas berupa iod dalam air dan lapisan bawah adalah lapisan iod dalam
CCl4. Terbentuknya dua lapian ini disebabkan karena adanya perbedaan
sifat kepolaran antara kedua pelarut, dimana air bersifat polar dan CCl4
bersifat nonpolar. Air berada dibagian atas disebabkan karena air memiliki
massa jenis yang lebih kecil yaitu 1 g/ ml dibandingkan dengan CCl4
yang memilki masa jenis 1,49 g/ ml. Adapun reaksinya adalah ;
K+(aq) + I-(aq) KI(aq)
I-(aq)
+ I2(aq) I3-(aq)
Lapisan atas iod dalam CCl4
yang berwarna ungu kemudian dipisahkan. Lapisan atas yang berwarna merah bata
menandakan bahwa iod telah terdistribusi kedalam pelarut air dan dapat
terdistribusi kedalam pelarut air disebabkan karena iod tersebut akan membentuk
reaksi kesetimbangan .Dengan demikian dapat diketahui bahwa pada lapisan atas
mengandung iod dalam air yang tidak bereaksi. Kedua lapisan tersebut
dipisahkan, masing – masing diambil 10 ml untuk dititrasi dengan natrium tiosulfat
0,1 M. Adapun reaksinya adalah ;
Pada lapisan atas
I3-(aq)
+ 2S2O32-(aq)
3I-(aq) + S4O62-(aq)
Pada lapisan bawah
I2(aq) +
2S2O32-(aq) S4O62-(aq)
+ 2I–(aq)
Fungi dari titrasi ini adalah
sebagai analisis volumetrik untuk menentukan konsentrasi iod dalam CCl4.
Kemudian ditambahkan indikator amilum. Indikator bertindak sebagai suatu tes
yang sangat sensitive untuk iodine. Selain itu juga supaya waktu titrasi saat
mencapai titik ekivalen dapat diketahui perubahannya. Titrasi dihentikan
apabila larutan CCl4 maupun air sudah mencapai titik ekivalennya
atau larutan berubah menjadi bening.
I2(aq)
+ amilum
iod-amilum (biru)
Iod-amilum +
S2O32-(aq)
warna hilang
Dari analisis data diperoleh konsentrasi
iod dalam air pada corong 1 yaitu sebesar 0,0164 M dan pada corong 2 yaitu sebesar 0,0172
M, sedangkan
konsentrasi iod dalam CCl4 pada corong 1 yaitu sebesar 0,0725 M dan pada
corong 2 yaitu sebesar 0,0825 M. Koefisien distribusi pada corong 1 sebesar 0,22620 dan pada corong
2 sebesar 0,20848, sehingga kesetimbangan ion triodida pada corong 1 sebesar 0,0003576812, sedangkan
pada corong 2 sebesar 0,0002325644.
G. Kesimpulan
1.
Tetapan kesetimbangan reaksi
pembentukkan ion triodida pada corong 1 sebesar 0,0003576812
dan pada corong 2 sebesar 0,0002325644.
2.
Iodin lebih banyak terdistribusi pada
pelarut CCl4 dibandingan pada KI(aq).
H.
Daftar Pustaka
· Rahmawati,
Risa. Tim Praktikum Kimia Fisika. Panduan Praktikum Kimia Fisika I . Bandung : Prodi Pendidikan
Kimia Uin Sunan Gunung Djati Bandung
·
Ijang,
Rahman. Sri Mulyani. Kimia Fisika I.
Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
·
Dogra
dan dogra. 2001. Kimia Fisik dan
Soal-soal. Jakarta : Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar